Jika anda mendengar kata (atau kota) "Solo" apa yang muncul dibenak anda?
a. Bengawan Solo (Lagu Gesang)
b. Batik Solo (Pasar Kliwon)
c. Salatiga(bacanya Solotigo)
d. Solopos (Koran Lokal)
e. Nasi Liwet (enak sumpah)
f. Stasiun Solobalapan (Didi Kempot)
g. Surakarta (UMS, hmm agak pribadi yang ini)
h. Keris (hohoho)
i. Wayang kulit
Apapun jawaban anda tidak penting bagi saya (nah lo) dan kalau mau anda juga bisa menambah sendiri dengan solo karir, solo album atau solo organ..hehe..Saya sendiri setiap mendengar kata Solo teringat pada dua hal yaitu Didi Kempot dan RELA (brand bus jurusan Purwodadi-Solo).
Kembali ke duduk perkara, tulisan ini tidak lain dan tidak bukan saya buat untuk menjawab segala kebingungan yang ternyata jamak dialami orang2 (terutama dari luar Jateng) ketika mendengar nama kota Solo. Yang bener Solo apa Surakarta sih? Lha Salatiga itu apanya Solo? Yang paling parah barangkali salah mengingat Surakarta atau Kartasura..
Oke bro (sist juga) mari kita bedah (rumah kali dibedah) perkara ini sehingga duduk perkara menjadi terang benderang dan ga bingung apalagi nyasar.. dengan ini saya nyatakan sidang dibuka untuk umum tok tok tok...
Ingin sekali saya membahas dengan begini "Sejarah kota Solo bermula saat Raja Paku Buwono II pada tahun 1745...dst" tapi saya rasa ga asyik dan ga enak serta ga gurih..sejarah banget.. Supaya bisa dinikmati dan enak dibaca untuk berbagai kalangan kita buat saja tulisan ini dengan menjawab point2 pertanyaan... Setuju?
1. Sebenarnya Solo apa Surakarta?
Solo ataupun Surakarta sama-sama benar (tambah pusing kan). Ya dah deh gini lho.. Secara administratif yang bener adalah Kotamadya Surakarta, Kodya Surakarta membawahi 5 buah kecamatan yakni Banjarsari, Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon, dan Serengan kemudian ada total 51 desa di dalamnya. Surakarta sebenarnya dulu adalah nama sebuah Karesidenan yaitu sebuah pembagian wilayah administratif yang dipakai pemerintah Hindia Belanda dan Indonesia sampai tahun 1950. Satu Karesidenan terdiri dari beberapa kabupaten yang dipimpin oleh seorang residen. Karesidenan Surakarta sendiri terdiri dari kabupaten Karang Anyar, Wonogiri, Sragen, Boyolali, Sukoharjo, Klaten dan Surakarta sendiri. Jaman sekarang gampang banget menentukan suatu kabupaten/kota itu dulunya 1 karesidenan mana, yaitu lihat saja plat kendaraanya. Semua bekas karesidenan Surakarta berplat AD. Terus Solo dimana? sampai disini saya juga agak bingung sebenarnya (piye iki?)..Kalau anda berada di Surakarta kemudian nanya ke seseorang "Pak kalau mau ke Solo arah mana ya?" Orang yang anda tanya apakah dia pribumi atau pendatang kemungkinan akan menjawab sama "Solo mana ya Dik, ya ini Solo, adik di Solo ini" (Lalu anda mengangguk2 pura-pura paham atau malah kelihatan blo'on, terserah deh..hehe..)
Jadi penyebutan Surakarta lebih tepat untuk hal-hal yang bersifat Administratif atau Formal. Alasannya secara formal adanya Kodya Surakarta dan Eks-Karesidenan Surakarta ...bukan Eks-Karesidenan Solo. Terus untuk penyebutan Solo, mungkin lebih ke hal-hal yang sifatnya praktis dan bernuansa 'heritage'. Misal Solo Batik Carnival (SBC), Solo International Etnich Music (SIEM). Terus menyebut diri sebagai orang Solo juga dulunya sebagai identitas untuk membedakan dengan orang Jogja maupun Semarang.
Jadi bicara Solo sebagai wilayah geografis sudah susah ditemukan..Yang masih adalah Solo sebagai identitas pribadi dan suatu wilayah budaya. Jadi kalau anda punya teman meski di KTPnya tertulis Surakarta dia akan bilang "saya dari Solo mas"...
Namun perlu juga saya uraikan sedikit Sejarah. Pada mulanya Solo adalah nama desa di tepi sungai Bengawan Solo. Di desa inilah Raja Paku Buwono II memindahkan ibukota kerajaan Mataram setelah hancur oleh pemberontakan etnis Tionghoa pada tahun 1745. Dari sini kelak muncul istilah Surakarta (pada waktu itu disebut Salakarta; Ann Kumar, 1980).. Namun dari 51 desa di Kodya Surakarta saat ini tak ada satupun yang bernama desa Solo.
2. Lha Salatiga itu apanya Solo?
Salatiga bukan anak atau cucunya Solo. Keduanya beda banget, dikatakan mirip juga ga. Boleh dibilang mereka adalah tetangga yang akur, ga pernah berantem..hehe becanda...
Salatiga dan Solo jelas beda. Biasanya hanya orang yang benar2 dari luar Jateng dan luar Jawa yang agak bingung dengan ini. Atau semacam kebingungan asosiasi antara Solo dan Sala. Itupun karena patut diduga yang bersangkutan tidak menyimak pelajaran Geografi dengan baik atau dengan sengaja dan melawan hukum tidur di kelas waktu pelajaran. Salatiga adalah salah satu Kotamadya di Jawa Tengah. Sebagai gambaran jika anda pergi naek bis dari Solo ke Semarang anda akan melewati Salatiga. Secara arah Salatiga terletak di sebelah barat laut Solo.
3. Bagaimana dengan Surakarta dan Kartasura.
Ini juga mirip kasus diatas. Bingung disini mirip dengan kebingungan begini "busines itu yang dobel s di tengah apa di belakang?" atau juga begini "tomorrow itu yang dobel m atau r ya?" Hayo ngaku suka lupa kan? Kartasura adalah bagian dari kota satelit (apa pula ini?) Surakarta. Kota satelit gampangnya adalah kota Penyangga, semacam megapolitan Jabodetabek. Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama lain.Perlu dicatat disini kota satelit itu bukan bagian wilayah secara administratif. Kota Kartasura misalnya secara administratif adalah bagian dari kabupaten Sukoharjo.
Secara geografis Kartasura berada di barat daya Surakarta. Kalau anda naek bis dari Jogja ke Solo anda akan melewati kota Kartasura sebelum sampai Solo.
Semoga uraian diatas menambah wawasan anda. Boleh disimpulkan Solo dan Surakarta itu seperti 2 muka dalam 1 koin. Solo dan Salatiga ibarat 2 koin. Surakarta dan Kartasura bagai 2 koin juga. Total 5 koin. hahaha
Diolah dari berbagai sumber.. Boleh dikoreksi kalau ada yang salah.